Legenda dan Asal Muasal Kopi
Sejarah kopi mencatat asal muasal
tanaman kopi dari Abyssinia, suatu daerah di Afrika yang saat ini mencakup
wilayah negara Etiopia dan Eritrea. Kopi menjadi komoditas komersial setelah
dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman. Di jazirah Arab kopi
popular sebagai minuman penyegar. Akan
tetapi, ketika bangsa
Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun telah meluas
sampai ke Afrika
Utara dan biji kopi di sana ditanam secara massal. Dari Afrika
Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
Di masa-masa awal bangsa Arab
memonopoli perdagangan biji kopi. Mereka mengendalikan perdagangan lewat Mocha,
sebuah kota pelabuhan yang terletak di Yaman. Saat itu Mocha menjadi
satu-satunya gerbang lalu-lintas perdagangan biji kopi. Saking pentingnya arti
pelabuhan tersebut, orang-orang Eropa terkadang menyebut kopi dengan nama
Mocha.
Memasuki abad ke-17 orang-orang
Eropa mulai mengembangkan perkebunan kopi sendiri. Mereka membudidayakan
tanaman kopi di daerah jajahannya yang tersebar di berbagai penjuru bumi. Salah
satunya di Pulau Jawa yang dikembangkan oleh bangsa Belanda. Untuk masa
tertentu kopi dari Jawa sempat mendominasi pasar kopi dunia. Saat itu secangkir
kopi lebih popular dengan sebutan “cup of java”, secara
harfiah artinya “secangkir jawa”.
Istilah Kopi
Menurut William H Ukers dala, bukunya All About Coffee (1922) ) kata “kopi” mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an. Kata tersebut diadaptasi dari bahasa Arab “qahwa”. Atau mungkin tidak langsung dari istilah Arab tetapi melalui istilah Turki “kahveh”.
Asal-usul kata “kopi” secara ilmiah mulai dibicarakan dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909. Dalam simposium ini secara umum kata “kopi” diyakini merujuk pada istilah dalam bahasa arab “qahwa”, yang mengandung arti “kuat”. Ada juga pihak yang menyangkal istilah kopi diambil dari bahasa Arab. Menurut mereka istilah kopi berasal dari bahasa tempat tanaman kopi berasal yakni Abyssinia. Diadaptasi dari kata “kaffa” nama sebuah kota di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun anggapan ini terbantahkan karena tidak didukung bukti kuat. Bukti lain menunjukkan di kota tersebut buah kopi disebut dengan nama lain yakni “bun”. Dalam catatan-catatan Arab “bun” atau “bunn”digunakan untuk menyebut biji kopi bukan minuman.
Dari bahasa Arab istilah “qahwa” diadaptasi ke dalam bahasa lainnya seperti seperti bahasa Turki “kahve”, bahasa Belanda “koffie”, bahasa Perancis “cafĂ©”, bahasa Italia “caffè”, bahasa Inggris “coffee”, bahasa Cina “kia-fey”, bahasa Jepang “kehi”, dan bahasa melayu “kawa”. Pada faktanya hampir semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa memiliki kesamaan bunyi dengan istilah Arab.
Khusus untuk kasus Indonesia, besar kemungkinan kata “kopi” diadaptasi dari istilah Arab melalui bahasa Belanda “koffie”. Dugaan yang logis karena Belanda yang pertama kali membuka perkebunan kopi di Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan kata tersebut diadaptasi langsung dari bahasa Arab atau Turki.
Istilah Kopi
Menurut William H Ukers dala, bukunya All About Coffee (1922) ) kata “kopi” mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an. Kata tersebut diadaptasi dari bahasa Arab “qahwa”. Atau mungkin tidak langsung dari istilah Arab tetapi melalui istilah Turki “kahveh”.
Asal-usul kata “kopi” secara ilmiah mulai dibicarakan dalam Symposium on The Etymology of The Word Coffee pada tahun 1909. Dalam simposium ini secara umum kata “kopi” diyakini merujuk pada istilah dalam bahasa arab “qahwa”, yang mengandung arti “kuat”. Ada juga pihak yang menyangkal istilah kopi diambil dari bahasa Arab. Menurut mereka istilah kopi berasal dari bahasa tempat tanaman kopi berasal yakni Abyssinia. Diadaptasi dari kata “kaffa” nama sebuah kota di daerah Shoa, di Selatan Barat Daya Abissynia. Namun anggapan ini terbantahkan karena tidak didukung bukti kuat. Bukti lain menunjukkan di kota tersebut buah kopi disebut dengan nama lain yakni “bun”. Dalam catatan-catatan Arab “bun” atau “bunn”digunakan untuk menyebut biji kopi bukan minuman.
Dari bahasa Arab istilah “qahwa” diadaptasi ke dalam bahasa lainnya seperti seperti bahasa Turki “kahve”, bahasa Belanda “koffie”, bahasa Perancis “cafĂ©”, bahasa Italia “caffè”, bahasa Inggris “coffee”, bahasa Cina “kia-fey”, bahasa Jepang “kehi”, dan bahasa melayu “kawa”. Pada faktanya hampir semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa memiliki kesamaan bunyi dengan istilah Arab.
Khusus untuk kasus Indonesia, besar kemungkinan kata “kopi” diadaptasi dari istilah Arab melalui bahasa Belanda “koffie”. Dugaan yang logis karena Belanda yang pertama kali membuka perkebunan kopi di Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan kata tersebut diadaptasi langsung dari bahasa Arab atau Turki.
Legenda
Kopi
1. Si Kaldi dan Kambingnya
Circa A. D 800-900, di Ethiopia terdapat seorang pengembala
kambing bernama Kaldi. Pada suatu hari Kaldi mendapatkan kambingnya yang
berlaku hiperaktif tidak seperti biasanya, melompat kesana kemari berlari tiada
henti seperti seorang pemain bola yang merayakan gol nya ke gawang lawan. Setelah
diselidiki ternyata kambing yang Kaldi yang hiperaktif telah memakan buah beri
merah dari pohon yang belum Kaldi kenali sama sekali. Dengan rasa penasaran
yang kuat si Kaldi pun turut mencoba buah tersebut, dan memang secara fakta ia
mendapatkan perasaaan yang sama setelah memakan buah tersebut, yaitu merasakan
semangat yang membara seperti kambingnya.
Lalu beberapa saat kemudian, Kaldi melaporkan kejadian yang ia
alami kepada para biarawan, tanpa pikir panjang biarawan tersebut pun turut
mencoba si buah berry merah tersebut, dan memang efek yang didapatkan setekah
memakan buah tersbut sama dengan Kaldi dan kambingnya. Karena buah ini awalnya
agak terasa pahit, maka para biarawan mengolah buah berry merah ini dengan cara
memanggang dan menyeduhnya, kejadian ini dinamakan first ever cup of coffee dan para biarawan berkata “gift from the lord”.
2. Ali Bin Omar Al Sadhili
Ali bin omar al sadhili adalah seorang tabib yang tinggal di kota Mocha, Yaman. Omar terkenal sebagai seorang tabib handal yang dapat menyebuhnya penyakit apapun dengan perpaduan obat dan doa. Namun, sepak terjang omar yang sangat bagus tidak disukai oleh para raja setempat, dengan cara para raja menyebarkan fitnah kepada omar yang digosipkan bersekutu dengan setan/ iblis dalam metode penyebuhan penyakit para pasiennya, dan akhirnya cara ini berhasil mengusir omar dari kota Mocha, Yaman.
Setelah terusir, akhirnya omar mencari tempat untuk
berlindung di sebuah goa yang ditemukan diperjalanannya, ia mulai kelaparan
didalam goa, dan beberapa saat menemukan buah berri berwarna merah, omar
memakan buah tersebut untuk menghilangkan rasa laparnya, karena rasa buah berri
merah yang pahit maka omar mencoba untuk mengolah buah berry merah tersebut dengan
memanggang dan merebusnya.
Namun
biji kopi yang telah diolah Omar tetap tidak bisa dimakan. Ia pun hanya bisa
meminum airnya. Tak disangka air yang ia minum memberikan kekuatan ekstra.
Singkat cerita, air seduhan yang dibuat Omar mulai terkenal. Banyak orang yang
memintanya kepada Omar. Hingga fenomena terdengar penguasa kota. Kemudian Omar
dipanggil kembali untuk tinggal di kota. Obat mujarab berupa cairan hitam
tersebut disebut dengan nama Mocha.
Butuh mesin roasting kopi berkualitas? Kunjungi mesinroastingkopi.com untuk rekomendasi dan ulasan terpercaya.
BalasHapus